Pendahuluan
Luna Maya dan Maxime Bouttier Dituntut Adegan Kissing. Hubungan asmara pasangan selebriti papan atas, Luna Maya dan Maxime Bouttier, memang kerap menyita perhatian publik. Namun, kali ini bukan kisah pribadi mereka yang menjadi sorotan utama, melainkan kolaborasi profesional keduanya dalam sebuah proyek layar lebar terbaru bergenre horor komedi berjudul “Gundik”. Film ini menjadi pembicaraan hangat, salah satunya karena adanya tuntutan peran bagi Luna dan Maxime untuk melakoni adegan ciuman, sebuah momen yang mereka tanggapi dengan penuh profesionalisme.
Pertemuan Profesional dalam Nuansa Horor Komedi
Sementara itu, Maxime Bouttier berperan sebagai Baim, salah satu anggota kelompok perampok yang berencana menggasak harta benda milik Nyai.
Perbedaan peran ini justru menciptakan dinamika unik dalam film, apalagi ketika skenario menuntut adanya interaksi intim antara Nyai dan Baim, termasuk adegan ciuman. situs slot gacor andalan sejak 2019 di situs totowayang rasakan kemenangan dengan mudah.
Tuntutan Peran dan Adegan yang Menjadi Sorotan
Dalam konferensi pers dan berbagai wawancara terkait promosi film “Gundik”, adegan ciuman antara Luna Maya dan Maxime Bouttier menjadi salah satu topik yang kerap dipertanyakan. Publik tentu penasaran bagaimana pasangan di dunia nyata ini menyikapi adegan mesra di depan kamera.
Kedua aktor ini dengan lugas menjelaskan bahwa adegan tersebut murni didasarkan pada kebutuhan cerita dan karakter. Maxime Bouttier menyampaikan bahwa karena mereka sudah pernah bekerja sama sebelumnya, membangun chemistry profesional di lokasi syuting bukanlah hal yang sulit. Terkait adegan ciuman itu sendiri, Maxime mengungkapkannya sebagai momen yang dilakukan secara efisien. “Jujur kita waktu itu lagi ngejar matahari, jadi agak buru-buru. Jadi enggak ada waktunya untuk kayak merasakan euforianya di scene-nya sih,” kata Maxime, memberikan gambaran praktis di balik layar syuting yang terburu-buru demi mengejar kondisi cahaya terbaik.
Profesionalisme Melawan Batas Pribadi
Bagi Luna Maya, beradegan mesra dengan lawan main, termasuk Maxime Bouttier, adalah bagian dari tugas profesional seorang aktor. Ia menekankan pentingnya memisahkan urusan pribadi dengan tuntutan pekerjaan di lokasi syuting. “I don’t know how to answer that karena sensasinya sama pada saat aku sebagai seorang pemain dan harus mencium lawan main yang lain,” ujar Luna.
Ia melanjutkan, “Jadi itu bukan personal lagi. Kecuali kalau ‘cut’, itu baru personal.” Pernyataan ini dengan jelas menggambarkan betapa disiplinnya Luna dalam memandang profesinya. Barulah ketika sutradara berteriak ‘cut’, ia kembali menjadi Luna Maya.
Baca Juga: Perjalanan Karir Perfilman Cinta Laura Hingga Dunia Internasional
Karakter Gelap Nyai dan Relevansi Adegan
Luna Maya juga memberikan sudut pandang menarik mengenai relevansi adegan ciuman tersebut dalam konteks cerita “Gundik”. Namun, setelah lebih mendalami karakter Nyai yang kompleks, ia memahami bahwa adegan tersebut memiliki justifikasi dalam alur cerita.
“Karena Nyai ini karakternya gelap sekali. Dia akan melakukan apapun untuk mendapatkan keinginannya. Jadi kalau sensasinya Nyai ya gue dapat,” jelasnya.
Lebih dari Sekadar Adegan Mesra
Film “Gundik” sendiri menyajikan perpaduan elemen horor dan komedi, mengisahkan tentang sekelompok perampok yang tanpa sengaja memasuki dunia mistis Nyai. .
Adegan ciuman antara Luna dan Maxime, meskipun menjadi sorotan, hanyalah salah satu elemen dalam film yang lebih besar. Fokus utama cerita adalah petualangan para perampok menghadapi kekuatan gaib Nyai dan intrik yang terjadi di antara mereka.
Menantikan Hasil Profesionalisme di Layar
Dengan segala persiapan dan profesionalisme yang ditunjukkan oleh Luna Maya dan Maxime Bouttier dalam menghadapi adegan ciuman ini, publik tentu semakin penasaran untuk menyaksikan hasilnya di layar lebar.
Kesimpulan
Penayangan film “Gundik” yang dijadwalkan mulai 22 Mei 2025 akan menjadi ajang pembuktian bagi Luna Maya dan Maxime Bouttier bahwa mereka adalah aktor profesional yang siap totalitas dalam setiap peran yang dipercayakan, bahkan ketika peran tersebut melibatkan adegan yang berpotongan dengan status hubungan pribadi mereka. “Profesional aja,” begitulah kiranya prinsip yang mereka junjung tinggi, memberikan contoh pentingnya dedikasi dalam dunia seni peran.